HealthPro terpilih oleh Accelerating Asia untuk bergabung dalam Cohort 7 Akselerator unggulan.
Accelerating Asia, sebuah akselerator modal ventura internasional yang berfokus pada perusahaan rintisan pra-Seri A, telah berinvestasi di 10 perusahaan rintisan baru di seluruh Asia Pasifik sebagai bagian dari cohort 7.
Sejak 2019, Accelerating Asia telah berinvestasi pada 100+ founder dari 60 perusahaan rintisan, menjadikannya salah satu investor paling aktif di perusahaan pra-Seri A di Asia Tenggara dan Selatan.
Hingga saat ini, portofolio Accelerating Asia telah terkumpul lebih dari US$55 juta dengan 100% perusahaan portofolionya berhasil mengumpulkan lebih dari modal yang didapat sejak tahun 2020 hingga kini.
Accelerating Asia Fund II yang sebanyak US$20 juta diluncurkan pada akhir tahun 2021 untuk diinvestasikan pada perusahaan rintisan pra-Seri A di Asia Tenggara dan Selatan.
INDONESIA, November 2022: Pada pendanaan modal ventura internasional tahap awal hari ini, Accelerating Asia mengumumkan tahap investasi terbarunya, termasuk 10 perusahaan baru yang bergabung dengan cohort 7 dari program unggulannya; termasuk HealthPro sebagai investasi kelima Accelerating Asia pada perusahaan rintisan di Indonesia setelah IZY.ai, Karyakarsa, tokban, dan TransTRACK.id.
HealthPro melanjutkan tradisi panjang kesuksesan perusahaan rintisan di Indonesia, yang mana adalah sebuah perusahaan teknologi kesehatan yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan Tenaga kesehatan on-demand: perusahaan ini memungkinkan fasilitas kesehatan seperti bagi rumah sakit, klinik, dan lainnya untuk mendapatkan tenaga kesehatan berkualitas secara mudah. Didirikan oleh Vika Rachma Sari dan Rendy Alfuadi yang memiliki latar belakang kapabel untuk HealthPro. Vika adalah seorang perawat, sedangkan Rendy adalah seorang Engineer dan pengusaha. Dengan latar belakang dan pengalaman yang kapabel ini membuat mereka menjadi tim yang sempurna untuk membangun dan menjalankan HealthPro
Menurut Craig Bristol Dixon, salah satu pendiri dan Partner di Accelerating Asia, HealthPro adalah perusahaan rintisan yang bagus untuk portofolio mereka di Indonesia.
“Pandemi menunjukan wajah suram dari layanan kesehatan di seluruh dunia: banyak industri yang telah mengalami transformasi digital, sementara penyedia layanan kesehatan masih beroperasi dengan proses analog. Memfasilitasi Fasilitas Layanan Kesehatan dengan platform digital untuk mencari tenaga kesehatan yang terbaik , HealthPro pada akhirnya akan meningkatkan dampak kesehatan yang baik bagi masyarakat di Indonesia dan pasar lain di Asia,” kata Dixon, sembari menambahkan bahwa ia ingin melihat lebih banyak lagi perusahaan rintisan di Indonesia yang bergabung dengan Accelerating Asia di masa depan.
Termasuk HealthPro, investasi baru Accelerating Asia meningkatkan portofolio mereka dengan 60 perusahaan rintisan telah mengumpulkan total lebih dari US$50 juta, dengan cohort 7 mengumpulkan lebih dari US$5,2 juta sebelum bergabung dengan program akselerator. Investasibaru di cohort 7 ini juga memiliki daya tarik pasar dan pertumbuhan pendapatan dengan rata-rata.
Gross Merchandise Value (GMV) lebih dari US$46,000 per bulan dan pendapatan bulanan rata- rata lebih dari US$13,000.
Perusahaan rintisan Cohort 7 mencakup spektrum vertikal yang luas, termasuk perhotelan, perangkat lunak, perusahaan telekomunikasi, hiburan, logistik, teknologi ritel, teknologi kesehatan, dan e-niaga. Kelompok ini hadir di 9 negara di seluruh Asia Timur (Korea), Asia Selatan (Pakistan dan Bangladesh), dan Asia Tenggara (Filipina, Myanmar, Singapura, Malaysia, Thailand dan Indonesia).
Seperti HealthPro yang menargetkan Sustainable Development Goal 3 (kesehatan dan kesejahteraan yang baik) dan 8 (pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi), 100% perusahaan rekanannya juga mencapai setidaknya satu SDG. Sepuluh perusahaan rintisan baru tersebut juga mencakup 60% perusahaan rintisan dengan co-founder wanita, seperti Healthpro.id, Easy Rice, Shoplinks, Kooky, BizB, dan SafeTruck yang semuanya memiliki minimal satu co-founder wanita. Hal ini secara signifikan lebih tinggi dari portofolio pada umumnya, mengingat hanya 17,2% dari modal swasta Asia Tenggara yang digunakan untuk perusahaan rintisan yang didirikan oleh perempuan.
Menurut Amra Naidoo, General Partner di Accelerating Asia, cohort ini memiliki beberapa perusahaan rintisan paling matang hingga saat ini.
“Apa yang kami lihat di Cohort 7 adalah semacam inflasi kesuksesan: Dibandingkan dengan apa yang biasanya Anda dengar mengenai perusahaan rintisan tahap awal, kesepuluh perusahaan rintisan yang kami investasikan memiliki pencapaian yang lebih signifikan dalam pendapatan, akuisisi pengguna, dan metrik lainnya. Kami percaya ini adalah sinyal positif, tidak hanya untuk Accelerating Asia, tetapi juga ekosistem di Asia Pasifik secara keseluruhan: perusahaan rintisan kami menyesuaikan produk dengan kebutuhan pasar lebih cepat dari sebelumnya, yang memungkinkan mereka untuk fokus pada perencanaan untuk menguasai pasar,” kata Naidoo.
Naidoo menyatakan bahwa kesuksesan Cohort 7 yang mengesankan disebabkan oleh proses pengaplikasian di perusahaan rintisan. Sejak peluncuran Cohort 1 pada tahun 2019, Accelerating Asia telah melihat pertumbuhan pengaplikasian perusahaan rintisan yang pesat hingga mencapai lebih dari 600, sebuah kenaikan lebih dari 232% sejak awal diluncurkan hingga saat ini.
“Saat kami mulai beroperasi beberapa tahun yang lalu, gagasan Accelerating Asia hanyalah sekadar visi masa depan untuk Asia Pasifik. Sekarang saya senang melihat gagasan ini berjalan dengan baik: Semakin banyak perusahaan rintisan yang berkembang lebih cepat, sebagian besar berkat sistem dukungan yang dapat mereka gunakan, yang mencakup segalanya,”kata Naidoo. Dixon menjelaskan bagaimana Cohort 7 melanjutkan kesuksesan dari batch sebelumnya.
“Cohort 7 didirikan setelah cohort kami sebelumnya. Kami memiliki banyak founder yang hebat, produk inovatif, dan daya tarik finansial yang mengesankan. Tim seperti ini cenderung berhasil dalam pengembalian modal investasi untuk kami dan para investor lainnya yang mendukung mereka. Jika Anda ingin bekerja dengan para founder sekaliber ini, kami sangat antusias untuk bermitra dengan stakeholder di seluruh ekosistem,” kata Dixon.
Karena iklim investasi saat ini telah menjadi topik hangat, Dixon juga ingin menekankan bahwa Accelerating Asia selalu berinvestasi dalam bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan saat ini dan investasi kami difokuskan pada rencana keuangan yang cerdas dan para founder yang dapat memonetisasi pasar dalam jangka pendek.
“Dalam hal investasi, kami mengikuti strategi sederhana di Accelerating Asia. Satu, kami mendukung organisasi yang dapat menghasilkan uang dalam iklim ekonomi apa pun, dan dua, para founder yang dapat menavigasi melalui kondisi pasar apa pun. Bagaimanapun, organisasi paling inovatif akan berhasil di era apa pun,” kata Dixon.
Accelerating Asia meluncurkan Fund II pada tahun 2021, Cohort 7 adalah investasi gelombang ketiga untuk Fund II yang akan mengerahkan modal di seluruh perusahaan rintisan pra-Seri A Asia Tenggara dan Selatan. Jika Anda seorang investor terakreditasi yang ingin membangun perusahaan rintisan pra-Seri A terbaik di kawasan ini, hubungi tim Accelerating Asia untuk informasi lebih lanjut tentang cara berinvestasi bersama kami.
Berikut undangan untuk acara Demo Day Cohort 7 yang akan diadakan pada tanggal 2 Maret 2023, informasi lebih lanjut mengenai pendaftaran dapat ditemukan di sini. Jika Anda tertarik untuk bergabung dengan cohort selanjutnya, daftar di sini.